Menjadi penulis hebat tidak harus berawal dari bakat, tapi ada juga yang bermodal nekat dan niat, serta dibutuhkan tekad yang kuat, sungguh-sungguh, fokus dan konsisten, sampai akhirya bisa menerbitkan buku yang hebat. Sudah banyak penulis yang menerbitkan buku dan berbagi kisah pengalamannya,termasuk salah satu Narasumber di Kuliah Online WA Group Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI, Ibu Jamila K Baderan yang lebih akrab disapa Bu Mila, Guru Berprestasi asal Gorontalo yang berbagi pengalamannya dalam menulis dan menerbitkan buku.
Berbicara tentang pengalaman menulis buku, Bu Mila temasuk orang yang baru menekuni bidang menulis. Dulu sewaktu SD pernah punya hobby menggambar dan bercita-cita menjadi seorang komikus. Namun entah mengapa cita-cita tersebut terbang entah kemana. Hingga Suatu hari terusik dengan postingan beberapa teman di Facebook , diantaranya Pak Alphian dan Bu Tere, mereka rajin sekali posting cerita atau artikel setiap hari. Bu Mila berfikir mereka mudah sekali mendapatkan ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Bu Mila ingin seperti mereka, rasa penasaran yang semakin memuncak tersebut kemudian menuntunnya untuk bertanya ini dan itu
Gayung bersambut , selang beberapa hari mendapat postingan untuk bergabung di Group WA Belajar Menulis Gelombang 5 ,inilah awal bu Mila bertemu Om Jay Guru Bloger Indonesia sang Motivator dan inspirator. Melalui Narasumber hebat yang dihadirkan Om Jay ,Bu Mila mendapatkan banyak pengetahuan serta sharing pengalaman diantaranya Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Indrajit dan Narasumber hebat lainnya.
Menaklukan Tantangan
Semua memang berawal dari kata "Nekat". Namun modal nekat tanpa konsistensi adalah nol besar. Bu Mila sudah membuktikannya. Bukan hanya dalam menerima tantangan menulis, tapi dalam pembelajaran dan keseharian hal ini pun Bu Mila lakukan. Untuk bisa terus menulis perlu konsisten dan fokus. Konsisten dan fokus adalah kunci menuju sukses. Buku Design Thinking adalah salah satu bukti bahwa risiko terbaik dari sebuah kenekatan adalah penerimaan dan pengakuan.
Niat, Tekad dan Nekad
Bagi beliau menulis harus didasari oleh tiga hal, yaitu : niat, tekad, dan nekat. Ketiga hal ini berkaitan erat dan saking melengkapi. Niat merupakan tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang kuat). Dan untuk mewujudkan tekad tersebut kita harus nekat dalam arti memiliki keberanian. Tiga hal itu juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik. Guru selaku agen perubahan harus mampu bersikap profesional baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Secara mendalam upaya tersebut dikupas tuntas dalam buku karya bersama Prof. Eko Indrajit.
Mewujudkan sebuah karya dalam waktu singkat tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi Bu Mila yang merupakan seorang penulis pemula,tentunya banyak kendala yang dihadapi. Namun berkat niat, tekad dan nekat karya tersebut termasuk sebagai salah satu karya yang lolos mulus di penerbit Mayor. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari bimbingan Prof. Eko yang sudah mendampingi dari awal, proses editing, hingga menghubungkan dengan penerbit mayor.
Fokus dan Konsisten
Trik menulis buku dalam seminggu yang Bu Mila lakukan cukup simpel. Selain tiga hal yang sudah beliau ungkapkan tadi, kita juga harus fokus dan konsisten. Intinya, tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran kita dengan sesegera mungkin. Jangan ditunda. Teruslah menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda baca, dan sebagaiya. Selesaikan dulu hingga tuntas. Terakhir baru kemudian kita melakukan editing. Untuk editing, kita bisa melakukannya sendiri (swasunting) atau meminta bantuan teman atau orang yang ahli untuk melakukan editing. Untuk ketentuan halaman itu tergantung dari pihak penerbit. Penerbit mayor biasanya minimal 75 halaman , demikian pula halnya dengan jenis dan ukuran huruf, sesuai ketentuan pihak penerbit. Ketika Bu Mila memenuhi tantangan menulis dalam seminggu, beliau diminta untuk menulis buku dengan jumlah halaman antara 100-200. Hal itu membuat Bu Mila sempat tidak tahu mau menulis apa lagi, stugnan di 40 halaman,sementara teman-temannya sudah melaju pesat. Yang Bu Mila lakukan pada saat itu adalah berhenti menulis. Lalu beliau membaca literatur yang berkaitan dengan judul yang beliau ambil.
Menurut Prof. Eko “kalau sudah mentok, saatnya cari buku referensi dan dengarkan youtube dari sumber lain sebanyak banyaknya”. Ketika sudah merasa sumpek, blank dalam menulis, bahkan sesak nafas, maka yang Bu Mila lakukan adalah dibawa enjoy saja dengan menikmati musik. Menikmati musik Ini merupakan salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesegaran, ide yang terbang entah kemana, plus meningkatkan imun. Mengingat apa yang dikatakan Prof. Eko “ inti menulis buku dalam seminggu adalah bukan kecepatan, tetapi Fokus” . Menurut Bu Mila kesulitan terbesarnya adalah mendapatkan referensi yang sesuai. Untuk mencari sumber referensi cepat tentunya melalui web browser. Kata Bu Mila, “Kita bisa mendapatkan banyak buku referensi, maupun jurnal nasional dan internasional sesuai dengan kajian Kita”
Menjaga konsisten memang menjadi hal yang sulit dilakukan. Untuk bisa konsisten, tentunya kita harus mampu dan pandai memanage waktu dan mood kita. Sedangkan Bu Mila termasuk orang yang menulis berdasarkan mood. Sehingga saat itu rasanya berat sekali menuntaskan buku dalam seminggu. Bahkan pernah sehari tidak nulis, karena rasanya sudah suntuk, dan badan pegel semua karena kelamaan duduk, yang paling menghabiskan waktu adalah mencari ide apa lagi yang menjadi lanjutan tulisan kita. Cara yang Bu Mila lakukan saat itu adalah melibatkan orang lain dalam proses mencari referensi, termasuk urusan mengetik. Beruntung beliau punya anak yang besar yang sedang kuliah jadi bisa dimintai tolong. Saat mereka sibuk mencari, beliau memanfaatkan kesempatan untuk rebahan sekaligus mengumpulkan ide-ide berikutnya. Jadi, untuk konsisten dengan waktu jangan sungkan untuk melibatkan orang terdekat yang kita percayai.
Buku Hebat “Design Thinking”
Inilah Mahakarya yang luar biasa dari sebuah tekad yang penuh dengan kegigihan dan perjuangan. Buku Design Thinking banyak bercerita tentang bagaimana seharusnya guru menjadi sosok profesional dalam menyiapkan generasi emas yang memiliki keterampilan abad 21. Untuk memenuhi tantangan tersebut, tentunya guru dituntut harus mampu berinovasi dan berkreativitas. Design Thinking merupakan sebuah pendekatan yang dapat menuntun dan menjembatani pencapaian visi dan misi pendidikan Indonesia kearah yang lebih baik, maju, dan berkualitas. Adapun referensinya selain dari Ekoji Channel, Bu Mila juga mendapatkannya dari chanel youtube lain, buku dan jurnal hasil googling di berbagai web browser
Lebih lanjut Bu Mila berbagi cerita bahwa dalam mencari referensi haruslah yang sesuai dengan tulisan kita, harus yang berkaitan dengan judul buku yang sedang kita tulis. Rata-rata, tema kajian yang Prof. Eko sampaikan di Ekoji Channel adalah isu-isu terbaru yang referensinya masih sangat minim. Kalaupun ada, biasanya tersedia dalam bahasa asing, sehingga untuk menjadikannya sebagai bahan referensi harus menerjemahkannya atau memahaminya dengan bahasa kita sendiri. Jadi selain Ekoji Channel, beliau mendapatkan referensi dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan pribadi beliau, buku-buku online lewat Google Books, jurnal dan buku di Google Cendekia. Untuk buku-buku dan jurnal asing Bu Mila mencarinya di Sciendirect.
Konsep buku Design Thinking adalah tentang bagaimana Guru berpikir desain agar mampu merancang pembelajaran yang bermakna terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan abad 21 bagi peserta didik yang disiapkan sebagai generasi emas 2045. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar para pendidik dan tenaga kependidikan dapat membuka wawasan, bahwa inovasi dalam pembelajaran adalah salah satu kunci mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran tidak harus selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, pembelajaran harus mampu membangun kompetensi menjadi sebuah potensi yang berkualitas. Sasaran utama dari buku ini adalah guru dan tenaga kependidikan, termasuk di dalamnya para mahasiswa, dan praktisi kependidikan.
Sebagai penulis pemula, Bu Mila tentunya tidak pernah memikirkan gaya menulis. Beliau menulis sesuai kata hati dan apa yang terlintas dalam pemikirannya. Saat hendak presentase karya bersama teman-teman di depan prof. Eko, beliau paling deg-degan, gugup dan sempat tidak percaya diri. Beliau khawatir tulisan beliau adalah yang paling buruk. Sebab selama mengikuti grup menulis, tulisan beliau tidak pernah masuk kategori tulisan yang dishare om Jay, apalagi bisa mendapatkan gift atau hadiah. Itulah sebabnya beliau menyatakan, bahwa menulis itu hanya butuh niat, tekad dan nekat. Selanjutnya harus fokus dan konsisten.
Kuliah online berlangsung di WA Group Belajar Menulis yang di moderatori oleh Bu Aam berjalan dinamis, peserta belajar menulis sangat antusias mengirimkan pertanyaan bagaimana sebuah Buku Hebat Design Thinking lahir dari pemikiran nekad , niat, tekad yang bulat diiringi dengan fokus dan konsisten serta menulis dengan gaya menulis sendiri sesuai kata hati. Sapaan dan jawaban dari Bu Mila sangat mengena, menambah ilmu dan intisari dari sebuah pengalaman berliterasi. Semoga setelah ini akan terbit karya-karya hebat dari sahabat guru hebat. Buku Design Thinking Bu Mila adalah wujud karya nyata bahwa peserta group Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI bisa melahirkan Penulis hebat dengan buku hebat dan karya yang luar biasa.
"Menulis adalah sebuah kegiatan yang berawal dari niat. Semakin kuat tekad kita mengawal niat tersebut, maka kita akan menjadi nekat. Nekat untuk menuntaskan tulisan kita, apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun".
Teruslah menulis dan jangan lupa bahagia
(Jamila K. Baderan)
hebat 👍👍
BalasHapusPak Bahrudin juga hebat
HapusNiat ada semangat Ndak ada..semangat ada niat mndak ada...itulah penyakitku..makasi
BalasHapusLawan rasa malas dengan tekad yang bulat , semangat , ada keajaiban dari menulis
HapusJoss pak etik, mantap
BalasHapusTerima kasih Bu Mila sudah singgah, Narasumber hebat, menginspirasi
HapusGaya subjudul udah mulai banyak digunakan untuk memecah kelelahan membaca.
BalasHapusSeperti Tulisan Pak D juga enak dibaca , terima kasih Pak D Antok
HapusTulisannya keren. Jadi terlena membacanya...ups...
BalasHapusSaya sudah baca tulisan di Blog bu Hayati juga keren , hebaat
HapusSelalu enak untuk dbaca.. rapi
BalasHapusTerima kasih bu, tulisan ibu juga enak dibaca , salam literasi
BalasHapusSangat bermamfaat tulisannya pak
BalasHapus