Senin, 07 September 2020

“Design Thinking” Bukti Nyata Nekadnya Bu Mila

Menjadi penulis hebat tidak harus  berawal dari bakat, tapi ada juga yang bermodal nekat dan niat, serta dibutuhkan tekad yang kuat, sungguh-sungguh, fokus dan konsisten, sampai akhirya bisa menerbitkan buku yang hebat. Sudah banyak penulis yang menerbitkan buku dan berbagi kisah pengalamannya,termasuk salah satu Narasumber  di Kuliah Online WA Group Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI, Ibu Jamila K Baderan yang lebih akrab disapa Bu Mila, Guru Berprestasi asal Gorontalo yang berbagi pengalamannya dalam menulis dan menerbitkan buku.

Berbicara tentang pengalaman menulis buku, Bu Mila temasuk  orang yang baru menekuni bidang menulis. Dulu sewaktu SD pernah punya hobby menggambar dan bercita-cita menjadi seorang komikus. Namun entah mengapa cita-cita tersebut terbang entah kemana. Hingga Suatu hari terusik dengan postingan beberapa teman di Facebook , diantaranya Pak Alphian dan Bu Tere, mereka rajin sekali posting cerita atau artikel setiap hari. Bu Mila berfikir mereka mudah sekali mendapatkan ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Bu Mila ingin seperti mereka, rasa penasaran yang semakin memuncak tersebut kemudian menuntunnya untuk bertanya ini dan itu

Gayung bersambut , selang beberapa hari mendapat postingan untuk bergabung di Group WA Belajar Menulis Gelombang 5 ,inilah awal bu Mila bertemu Om Jay Guru Bloger Indonesia sang Motivator dan inspirator. Melalui Narasumber hebat yang dihadirkan Om Jay ,Bu Mila mendapatkan banyak pengetahuan serta sharing pengalaman diantaranya Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Indrajit dan Narasumber hebat lainnya.

 

Menaklukan Tantangan

 Bagi Bu Mila, menulis itu pilihan dan sebuah tantangan. Pada awal bergabung di group menulis merasa begitu berat dan tak sanggup, bukan karena tak punya ide tapi bingung harus memulai darimana. Untung Om Jay paling jago memberi tantantan menulis, mengerti karakter dan memberi motivasi. Saat Om Jay menghadirkan Prof. Eko Indrajit sebagai Narasumber yang cerdas, terkenal,dan super ramah dan satu-satunya profesor yang memberikan tantangan tergila dengan tantangan menulis buku dalam seminggu. Dengan cara memilih satu tema di Ekoji Channel. Keputusan untuk menulis buku dengan Prof.Eko hanya satu malam karena esoknya harus menyetor judul dan outline. Tak terbayang pikiran Bu Mila saat itu antara terima dan tidak tantangan dari sang Profesor. Hingga sampailah pada kata Nekat karena sudah dua hari dateline kesanggupan menerima tantangan terlewat. Walau diiringi dengan rasa cemas akhirnya mencoba mengirim WA ke Prof. Eko akan kesanggupannya menerima tantangan Prof. Eko  dan diberi kesempatan untuk langsung meyetorkan 1 Bab. “Konsekuensi Nekat harus jatuh bangun berjuang menaklukan tantangan”  kalimat itu diabadikan dalam satu judul Bab Buku “ Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar”. Sungguh luar biasa.

Semua memang berawal dari kata "Nekat". Namun modal nekat tanpa konsistensi adalah nol besar. Bu Mila sudah membuktikannya. Bukan hanya dalam menerima tantangan menulis, tapi dalam pembelajaran dan keseharian hal ini pun Bu Mila lakukan. Untuk bisa terus menulis perlu konsisten dan fokus. Konsisten dan fokus adalah kunci menuju sukses. Buku Design Thinking adalah salah satu bukti bahwa risiko terbaik dari sebuah kenekatan adalah penerimaan dan pengakuan.

 

Niat, Tekad dan Nekad

 Bagi beliau menulis harus didasari oleh tiga hal, yaitu : niat,  tekad, dan nekat. Ketiga hal ini berkaitan erat dan saking melengkapi. Niat merupakan tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang kuat).  Dan untuk mewujudkan tekad tersebut kita harus nekat dalam arti memiliki keberanian. Tiga hal itu juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan keterampilan abad 21 peserta didik. Guru selaku agen perubahan harus mampu bersikap profesional baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Secara mendalam upaya tersebut dikupas tuntas dalam buku karya bersama Prof. Eko Indrajit.

Mewujudkan sebuah karya dalam waktu singkat tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi bagi Bu Mila yang merupakan seorang penulis pemula,tentunya banyak kendala yang dihadapi. Namun berkat niat, tekad dan nekat karya tersebut termasuk sebagai salah satu karya yang lolos mulus di penerbit Mayor. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari bimbingan Prof. Eko yang sudah mendampingi  dari awal, proses editing, hingga menghubungkan dengan penerbit mayor.

 

Fokus dan Konsisten

Trik menulis buku dalam seminggu yang Bu Mila lakukan cukup simpel. Selain tiga hal yang sudah beliau ungkapkan tadi, kita juga harus fokus dan konsisten. Intinya, tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran kita dengan sesegera mungkin. Jangan ditunda. Teruslah menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda baca, dan sebagaiya. Selesaikan dulu hingga tuntas. Terakhir baru kemudian kita melakukan editing. Untuk editing, kita bisa melakukannya sendiri (swasunting) atau meminta bantuan teman atau orang yang ahli untuk melakukan editing. Untuk ketentuan halaman itu tergantung dari pihak penerbit. Penerbit mayor biasanya minimal 75 halaman , demikian pula halnya dengan jenis dan ukuran huruf, sesuai ketentuan pihak penerbit. Ketika Bu Mila memenuhi tantangan menulis dalam seminggu, beliau diminta untuk menulis buku  dengan jumlah halaman antara 100-200. Hal itu membuat Bu Mila sempat tidak tahu mau menulis apa lagi, stugnan di 40 halaman,sementara teman-temannya sudah melaju pesat. Yang Bu Mila lakukan pada saat itu adalah berhenti menulis. Lalu beliau membaca literatur yang berkaitan dengan judul yang beliau ambil.

Menurut Prof. Eko “kalau sudah mentok, saatnya cari buku referensi dan dengarkan youtube dari sumber lain sebanyak banyaknya”. Ketika sudah merasa  sumpek, blank dalam menulis, bahkan sesak nafas, maka yang Bu Mila lakukan adalah dibawa enjoy saja dengan menikmati musik. Menikmati musik Ini merupakan salah satu treatment yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kesegaran, ide yang terbang entah kemana, plus meningkatkan imun. Mengingat apa yang dikatakan  Prof. Eko “ inti menulis buku dalam seminggu adalah bukan kecepatan, tetapi Fokus” . Menurut Bu Mila kesulitan terbesarnya adalah mendapatkan referensi yang sesuai. Untuk mencari sumber referensi cepat tentunya melalui web browser. Kata Bu Mila, “Kita bisa mendapatkan banyak buku referensi, maupun jurnal nasional dan internasional sesuai dengan kajian Kita”

Menjaga konsisten memang menjadi hal yang sulit dilakukan. Untuk bisa konsisten, tentunya kita harus mampu dan pandai memanage waktu dan mood kita. Sedangkan Bu Mila termasuk orang yang menulis berdasarkan mood. Sehingga saat itu rasanya berat sekali menuntaskan buku dalam seminggu. Bahkan pernah sehari tidak nulis, karena rasanya sudah suntuk, dan badan pegel semua karena kelamaan duduk, yang paling menghabiskan waktu adalah mencari ide apa lagi yang menjadi lanjutan tulisan kita. Cara yang Bu Mila lakukan saat itu adalah melibatkan orang lain dalam proses mencari referensi, termasuk urusan mengetik. Beruntung beliau  punya anak yang besar yang sedang kuliah jadi bisa dimintai tolong. Saat mereka sibuk mencari, beliau memanfaatkan kesempatan untuk rebahan sekaligus mengumpulkan ide-ide berikutnya. Jadi, untuk konsisten dengan waktu jangan sungkan  untuk melibatkan orang terdekat yang kita percayai.


Buku Hebat “Design Thinking”

 


Inilah Mahakarya yang luar biasa dari sebuah tekad yang penuh dengan kegigihan dan perjuangan. Buku Design Thinking banyak bercerita tentang bagaimana seharusnya guru menjadi sosok profesional dalam menyiapkan generasi emas yang memiliki keterampilan abad 21. Untuk memenuhi tantangan tersebut, tentunya guru dituntut harus mampu berinovasi dan berkreativitas. Design Thinking merupakan sebuah pendekatan yang dapat menuntun dan menjembatani pencapaian visi dan misi pendidikan Indonesia kearah yang lebih  baik, maju, dan berkualitas. Adapun referensinya selain dari Ekoji Channel, Bu Mila juga mendapatkannya dari chanel youtube lain, buku dan jurnal hasil googling di berbagai web browser

Lebih lanjut Bu Mila berbagi cerita bahwa dalam  mencari referensi haruslah yang sesuai dengan tulisan kita, harus yang berkaitan dengan judul buku yang sedang kita tulis. Rata-rata, tema kajian yang Prof. Eko sampaikan di Ekoji Channel adalah isu-isu terbaru yang referensinya masih sangat minim. Kalaupun ada, biasanya tersedia dalam bahasa asing, sehingga untuk menjadikannya sebagai bahan referensi harus menerjemahkannya atau memahaminya dengan bahasa kita sendiri.  Jadi selain Ekoji Channel, beliau mendapatkan referensi dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan pribadi beliau, buku-buku online lewat Google Books, jurnal dan buku di Google Cendekia. Untuk buku-buku  dan jurnal asing Bu Mila mencarinya di Sciendirect.

Konsep buku Design Thinking adalah tentang bagaimana Guru berpikir desain agar mampu merancang pembelajaran yang bermakna terkait dengan usaha meningkatkan keterampilan abad 21 bagi peserta didik yang disiapkan sebagai generasi emas 2045. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar para pendidik dan tenaga kependidikan dapat membuka wawasan, bahwa inovasi dalam pembelajaran adalah salah satu kunci mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran tidak harus selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, pembelajaran harus mampu membangun kompetensi menjadi sebuah potensi yang berkualitas. Sasaran utama dari buku ini adalah guru dan tenaga kependidikan, termasuk di dalamnya para mahasiswa, dan praktisi kependidikan.

Sebagai penulis pemula, Bu Mila tentunya tidak pernah memikirkan gaya menulis. Beliau menulis sesuai kata hati dan apa yang terlintas dalam pemikirannya. Saat hendak presentase karya bersama teman-teman di depan prof. Eko, beliau paling deg-degan, gugup dan sempat tidak percaya diri. Beliau khawatir tulisan beliau adalah yang paling buruk. Sebab selama mengikuti grup menulis, tulisan beliau tidak pernah masuk kategori tulisan yang dishare om Jay, apalagi bisa mendapatkan gift atau hadiah. Itulah sebabnya beliau menyatakan, bahwa menulis itu hanya butuh niat, tekad dan nekat. Selanjutnya harus fokus dan konsisten.

Kuliah online berlangsung di WA Group Belajar Menulis yang di moderatori oleh Bu Aam berjalan dinamis, peserta belajar menulis sangat antusias  mengirimkan pertanyaan bagaimana sebuah Buku Hebat Design Thinking lahir dari pemikiran nekad , niat, tekad yang bulat diiringi dengan fokus dan konsisten serta menulis dengan gaya menulis sendiri sesuai kata hati. Sapaan dan jawaban dari Bu Mila sangat mengena, menambah ilmu dan intisari dari sebuah pengalaman berliterasi. Semoga setelah ini akan terbit karya-karya hebat dari sahabat guru hebat. Buku Design Thinking Bu Mila adalah wujud karya nyata bahwa peserta group Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI bisa melahirkan Penulis hebat dengan buku hebat dan karya yang luar biasa.

"Menulis adalah sebuah kegiatan yang berawal dari niat. Semakin kuat tekad kita mengawal niat tersebut, maka kita akan menjadi nekat. Nekat untuk menuntaskan tulisan kita, apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun".

Teruslah menulis dan jangan lupa bahagia

(Jamila K. Baderan)

  

Rabu, 02 September 2020

Menyongsong Era Baru Seorang Guru

 

Semua berawal dari mimpi, dari kisah saat masih kuliah , menuliskan 100 target mimpi yang ditulis pada sebuah karton besar dan ditempel di dinding kamar kos. Salah satunya target mimpi menulis buku. Hari demi hari satu per satu impian itu  terwujud. Setiap ada satu mimpi yang terwujud langsung dicoret dari daftar agar punya ruang untuk mimpi –mimpi baru. Semakin lama semakin banyak mimpi yang dicoret karena Sang Maha Kuasa telah mewujudkannya.

Begitulah awal kisah Bu Ditta Widya Utami,Narasumber hebat di Kelas Belajar Menulis Online Gelombang 15 bersama Om Jay dan PGRI , Bu Ditta adalah Guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang Jawa Barat , Guru Muda Kelahiran Subang 23 Mei 1990 ini  mempunyai 100 Target Mimpi dan diantara mimpi itu salah satunya  menulis buku

Sepuluh Tahun  kemudian setelah kuliah , Bu Ditta aktif dalam kepanitiaan Workshop Best Practice yang diselenggarakan MGMP IPA Kabupaten Subang , dan hasil workshop diabadikan dalam buku “Jejak Langkah Guru Subang ” yang menjadi karya Bu Ditta sebagai penyunting Buku antologi praktik terbaik para guru di Kabupaten Subang .  Selanjutnya Bu Ditta ikut menulis dalam buku antologi bersama komunitas –komunitas literasi yang beliau ikuti.

Masih dalam kesibukannya ,Bu Ditta berhasil menulis Buku Solo pertama bertajuk “Lelaki di Ladang Tebu “ sebuah Buku yang berisi kumpulan cerpen pendidikan diambil dari kisah nyata , kisah-kisah para siswa yang menjadi guru kehidupan baik dengan sifat baik atau sebaliknya , mampu memberi inspirasi dan pelajaran yang berarti dalam hidup

Berliterasi tak pernah henti, berlanjut ikut kelas menulis Om Jay di Gelombang 7 , mengambil banyak manfaat dan semangat dari Narasumber hebat  seperti Om Jay Guru Blogger Indonesia yang selalu menginspirasi dengan kalimat  “menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”, menjadi penyemangat bu Ditta untuk terus menulis, terlebih ketika mendapat hadiah kejutan dari Om Jay PGRI dan KSGN berupa paket Kurma Ruthob dari hasil tulisan terbaik, mendapat hadiah buku dari PGRI dari tulisan resume terbaik . Semua tertulis indah terabadikan di Bognya Bu Ditta https://dittawidyautami.blogspot.comyang selalu menjadi Ruang Inspirasi

Tak berhenti sampai di situ, melalui group menulis bersama Om Jay dan PGRI,  Bu Ditta kembali ikut menulis Buku  karya bersama Ibu Kanjeng, Pak Brian dan guru blogger lainnya dalam buku “Pena Digital Guru Milenial” Buku Antologi 43 penulis yang mengurai kisahnya masing-masing sebagai guru sekaligus blogger. Buku Inilah autobiografi para guru blogger


Dan yang spektakuler, menerima tantangan Prof. Eko Indrajit  untuk menulis buku dalam seminggu dan menghasilkan Buku Mayor Pertama “Menyongsong Era Baru Pendidikan “.

Sebuah buku yang lahir dari buah pikiran yang luar biasa. Prosesnya  juga luar biasa, diawali dari memilih tema yang ada di channel youtube Eko Channel kemudian mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko. Setiap hari menulis satu Bab hingga selesai satu minggu. Selanjutnya tinggal bimbingan dan proses editing dimana para penulis yang berjumlah 20 orang tergabung dalam satu group  dan ada 9 orang yang akhirnya misi menulis buku bisa sampai diterbitkan. Melalui masa bimbingan yang sistematis melalui WA Group , google meet dan zoom untuk mempresentasikan naskah masing-masing  penulis , bimbingan teknis jadwal pengiriman naskah ke penerbit  jadwal meeting dengan penerbit dan sebagainya .  Tentunya saat pengumuman tiba dari semua naskah yang masuk masih ada yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima. Naskah bu Ditta termasuk yang langsung diterima. Inilah karya luar biasa Bu Ditta.

Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan dipilih dari tema UNESCO Competency Framework for teachers ,dibuat untuk memenuhi kebutuhan guru atau pendidik dimana  guru dihadapkan dengan peserta didik generasi Z dan generasi A . Generasi Z yang lahir antara tahun 1995 – 2010 dan Generasi A lahir setelah Tahun 2010, dimana keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Maka Guru harus bisa menguasai atau minimal menggunakan Teknologi dalam Pembelajaran.  Teknologi dalam proses pembelajaran juga telah menjadi kriteria kompetensi pedagogi dan profesional seorang guru. Selain itu adanya pandemi Covid 19 mengharuskan seorang guru untuk mulai menggeser proses pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran inovatif yang salah satunya memanfaatkan teknologi informasi.  

Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat  appetizer (hidangan pembuka) dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan utama (main course) dinikmati. Suguhan yang terkandung dalam buku ini diharapkan mampu meningkatkan semangat para guru untuk mengembangkan kompetensinya dibidang  teknologi informasi yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran . Rasa Optimis menyongsong era baru pendidikan dimana semua akses bisa didapat dengan mudah , Kapan saja, dimana saja, oleh dan dengan siapa saja.

Dalam sesi tanya jawab bu Ditta menjelaskan bahwa  literasi Teknologi Informasi ada dalam buku Menyongsog Era Baru. Teknologi itu cepat perkembangannya pembelajaran akan kondusif apabila siswa dan guru sama-sama memahami teknologi . Apapun teknologinya sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna.

Dalam kesibukannya menulis dan menerbitkan buku tidak membuat Bu Ditta lalai menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga ,mengatur waktu dan memberikan suasana rumah dengan senyum dan bahagiakan keluarga. Membagi waktu untuk berliterasi, untuk anak serta suami dengan tetap membangun konsistensi diri dalam niat menulis. Karena apa yang kita tulis bagaimana gayanya, isinya tergantung dari niatan menulis. Apakah untuk mengabadikan momen, mengabadikan buah pikiran atau memenuhi kebutuhan.

 

Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam Setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki

 

Sebutir pasir yang banyak dijumpa

(Ditta Widya Utami )

Selasa, 18 Agustus 2020

Karya Manis dari Kebiasaan Menulis

 

Mulai mengenal dunia menulis semenjak kuliah S1,  waktu diajak ikut serta lomba karya tulis ilmiah oleh kakak kelas di sebuah Universitas. Perempuan Muda bernama Noralia Purwa Yunita yang lebih akrab disapa Mba Nora ini mampu menjadi meraih prestasi juara 3 tingkat provinsi.  

Menjadi Ketagihan menulis, walaupun bermodal nekad dan otodidak membuatnya sering mengikuti beberapa lomba dan beberapa kali juga meraih juara. Hadiah berupa uang hasil dari juara lomba itulah Mba Nora dapat menyelesaikan kuliah S1 dan S2 nya di Universitas Negeri Semarang. Prestasinya luar biasa, walapun tergolong masih muda perempuan kelahiran Kudus 12 Juni 1989 ini mampu mengasilkan karya-karya buku dan tulisan yang bermutu.

Sempat mengalami down semangat menulis sesaat setelah menikah dan bekerja , kesibukan berkerja dan berkeluarga membuatnya susah mengatur waktu, namun semangat menulisnya terpantik kembali saat pandemi covid-19 ini. Jurus-jurus menulisnya mengantarkan Mba Nora menghasilkan karya buku yang luar biasa dan beliau yang sekarang bekerja menjadi Guru di SMPN 8 Semarang berbagi pengalamannya saat menjadi Narasumber hebat di Kelas Belajar menulis Online bersama Om Jay dan PGRI senin malam ini , 17 Agustus 2020

Beberapa tulisan hebat termuat, Karya opininya berjudul “Pembelajaran Daring Sebagai Solusi ?” yang termuat di suara guru online PGRI, disusul tulisan “Aplikasi baru untuk mengajar Online”  di majalah geliat gemilang bandung lalu pencapaian terbesar menerbitkan buku pertama saat tergabung di Group Belajar Menulis bersama Om Jay dan PGRI Gelombang 8 dan berhasil menerbitkan buku di Penerbit Mayor  hasil modal nekadnya menerima tantangan Profesor Eko Indrajit untuk menulis buku dalam satu minggu yang berjudul “Digital Mindset”  Buku spektakuler di era milenial yang berisi tentang pola pikir digital dan penerapan digital mindset diberbagai bidang kehidupan, pembelajaran digital dan aplikasi yang mendukung pembelajaran digital lengkap dengan contoh RPP pembelajaran digital


Karya berikutnya Buku “Jurus Jitu Menulis dan Berprestasi” merupakan buku ke dua. Buku hasil resume selama belajar menulis bersama Om Jay dan PGRI di Gelombang 8. Ditambah lagi Tulisan Jurus “4R : mencatatkan sejarah lewat tulisan” mendapat apresiasi dari penerbit andi dan PGRI semakin menambah prestasi yang sangat memotivasi dan menginspirasi


Dari beberapa karya yang  berhasil ditorehkan melalui group, ada beberapa tips menulis dan menerbitkan buku yang beliau sampaikan yaitu :

1.       Ambil Kesempatan Yang ada

Bila ada kesempatan dan juga mempunyai tulisan dengan tema yang dimaksud langsung kirim tulisan tersebut. Seperti apa yang beliau lakukan saat menulis Buku pertama yang berjudul Digital Mindset yang spektakuler bersama Prof. Eko

2.       Beri Target

Target sesuaikan dengan outline yang telah dibuat, tentunya outline harus selaras dengan tema yang diambil ,misal outline kita ada 5 bab, kita buat outline itu harus selesai  misal 5 bulan selesai 5 bab, berarti wajib 1 bulan selesai 1 bab

3.       Catat Referensi

Setelah memiliki outline dan target selanjutnya mencari referensi sesuai dengan outline yang ada. Baik online maupun offline Usahakan referensi terkini dan teraktual

4.       Disiplin Waktu

Disiplin waktu kadang susah untuk dilakukan. Terkadang outline sudah bagus , target sudah ada, referensi sudah lengkap tapi dalam perjalanan kadang rasa jenuh dan malas itu datang.akhirnya berhenti menulis. Solusinya menentukan waktu tersendiri untuk menulis. Waktu tersebut bebas, yang penting waktu ternyaman untuk kita berkarya. Harus bisa mengatur Skala prioritas dan pembagian waktu

5.       Tulis Setelah Semua Selesai

Proses terakhir yaitu menuliskan isi buku kita sesuai outline yang ada. Dan pada saat menulis buku ini jangan terlalu terpaku buku kita harus terbit di penerbit mayor, jika seperti itu takutnya nanti akan kecewa jika hasil tidak sesuai dengan harapan. Nikmati saja alurnya, masalah penerbitan akan mengikuti

Lebih lanjut Bu Nora juga memberikan tips-tips lain dalam menulis seiring sesi pertanyaan yang dimoderatori oleh Bunda Kanjeng berjalan secara dinamis.

Untuk menghasilkan buku atau tulisan yang bagus dan menarik minat baca orang maka harus Banyak membaca dan menulis karena membaca dan menulis dua hal yang tak dapat dipisahkan. Dengan semakin banyak membaca semakin banyak diksi kita. Akhirnya tulisan kita juga semakin rencah ketika dibaca. Sedangkan untuk membuat tulisan buku yang menarik kita bisa mencari tema yang sedang tren  di google tren, dari situlah bisa melihat tema apa yang sedang tren untuk bisa dijadikan tulisan yang menarik

Tulisan-tulisan Mba Nora yang juga diabadikan di blog nya http://noraliapurwa.blogspot.comsejak saat kuliah terbungkus indah hingga membawa berkah, mulai dari karya pertama Biskuit Pena “Petai Cina”untuk Meningkatkan Gizi Anak Penderita Cacingan, berlanjut Karya Kedua “Mendulang berkah dari sampah” menyusul Karya Ketiga “Bisnis “Brownies Binang”sebagai upaya diversifikasi pangan. Sampai akhirnya Menerbitkan Buku-buku yang hebat di Penerbit Mayor. Karya – karya Mba Nora yang luar biasa terkemas manis dari hasil kebiasaan menulis.

Menulislah , karena dengan menulis dan berkarya adalah caramu untuk hidup seribu tahun bahan beribu-ribu tahun lagi (Noralia Purwa Yunita )

 

 

Etik Nurinto, S.Pd.SD

(Guru SDN Pabuaran Kabupaten Pemalang)

Senin, 17 Agustus 2020

Pembelajaran Daring di Desa Terpencil


Sejak adanya wabah virus  corona melanda belahan dunia, tidak hanya Negeri Indonesia tercinta yang terkena dampaknya , Negara –negara di belahan dunia lumpuh saat Virus corona melanda. Dampak wabah virus corona sungguh luar biasa, melumpuhkan berbagai sektor perekonomian dan berdampak pada semua bidang termasuk bidang pendidikan, sehingga Kegiatan Pembelajaran yang biasa dilakukan menggunakan sistem tatap muka beralih menjadi Pembelajaran dengan sistem Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) alternatifnya Pembelajaran bisa  dalam jaringan (daring) , masyarakat lebih familier dengan sebutan pembelajaran online, pembelajaran Luar jaringan (luring) atau bisa kombinasi keduanya.

Pembelajaran daring atau online adalah pembelajaran dimana Guru dan Peserta Didik bertemu secara virtual dalam jaringan internet, tentunya fasilitasnya harus ada HP Android atau Laptop yang tentunya terhubung dengan jaringan internet karena tanpa semua itu pembelajaran daring tidaklah bisa terlaksana.

Sebagai seorang guru, harus mampu menyusun strategi pembelajaraan saat situasi pandemi karena Pembelajaran harus berjalan terus tak berhenti. Guru dituntut harus menguasai teknologi , kreatif dengan aplikasi dan bisa  berinovasi ,sedangkan siswa memilih aplikasi yang bisa dikuasai. Akan tetapi pembelajaran daring akan terkendala dengan satu kata yaitu “kondisi” . Kondisi dimana pembelajaran daring tidaklah bisa terjadi di sebuah desa terpencil, tertinggal yang tidak ada jaringan internet sama sekali

Hal itulah yang saya temui saat ini, tempat saya mengajar di Sekolah Dasar yang letaknya jauh dari perkotaan. Tepatnya di Desa Pabuaran Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang adalah sebuah Desa terpencil , Desa tertinggal di tengah hutan, Satu-satunya Sekolah Dasar di Kecamatan Bantarbolang yang sekaligus ternaung dalam satu gedung satu atap SMP Pabuaran sebagai alternatif lulusan SD tidak bisa melanjutkan ke SMP karena jaraknya yang jauh dari perkotaan

Ketika Pembelajaran Daring menjadi alternatif pembelajaran masa pandemi, jauh dari kecanggihan teknologi, lengkapnya infrastruktur sarana dan prasanana yang ada di daerah perkotaan dan mudahnya akses jaringan internet justru berbanding terbalik dengan keadaan di daerah saya yang terpencil dan tertinggal  dalam situasi pandemi saya tertantang untuk menemukan cara agar mampu membuat pembelajaran daring di daerah terpencil  dan tertinggal dengan segala keterbatasan sarana infrastruktur jaringan internet dapat berjalan walaupun jauh dari harapan. Setidaknya bisa mengkombinasi antara pembelajaran daring dan pembelajaran luar jaringan (luring). 

Berawal dari menyusun strategi , membuat ekosistem daring, yaitu kolaborasi guru, siswa dan orang tua atau walisiswa.

1.    Berkoordinasi dengan orang tua atau wali siswa bagaimana cara agar setiap siswa bisa memiliki Android, karena tanpa Android pembelajaran daring tidak dapat terlaksana. Kalaupun sudah memiliki HP Android pun dibutuhkan pulsa internet untuk bisa mengakses aplikasinya

2.   Mendata siswa dan orang tua siswa yang memiliki HP Android dan yang tidak memiliki HP Android dan membuat kelas parenting melalui Group WhatsApp, dimana orang tua bisa tergabung dalam satu group kelas belajar daring

3.   Hal yang paling sederhana dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa.

4.    Mencoba membuat penangkap signal dengan memasang tiang –tiang yang tinggi dipasang antena dengan kabel penangkap signal yang dipasang di tempat strategis atau di rumah warga, kabel antena tersebut dililitkan ke HP Android atau modem wifi supaya bisa menangkap sinyal karena sehebat apapun Android tak bisa berfungsi untuk pembelajaran daring  kalau tidak ada signal sama sekal 

Usaha membuahkan hasil, dengan bantuan alat kabel antena yang dililitkan ke HP Android lambat laun signal mulai ada walaupun tidak kuat, setidaknya siswa dan orang tua bisa mencoba mengakses sehingga WA Group mulai hidup dan pembelajaran daring bisa berjalan dengan dibantu pengawasan dari orang tua atau wali siswa di kelas parenting.

Aplikasi WA yang sederhana bisa diakses dan efektif sedangkan aplikasi yang lain seperti Zoom, Google meet, Lark meeting, Talk fusion dan sebagainya belum bisa diakses karena terkendala jaringan signal yang tidak bagus di daerah terpencil dan tertinggal. Dalam situasi ini anak-anak jelas sangat senang bisa memanfaatkan teknologi yang baru mereka kuasai

Kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 di Daerah terpencil dan tertinggal ini tergantung jaringan internet , kalau cuaca buruk dan antena penangkap signal tidak berfungsi maka internet tidak bisa diakses. Dibutuhkan juga kerjasama semua pihak untuk memudahkan komunikasi orang tua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

“Ketertinggalan bukanlah halangan untuk tidak melakukan,” itulah yang menjadi motivasi agar pembelajaran daring bisa terlaksana sekalipun di daerah terpencil dan tertinggal , walaupun jauh dari harapan tetapi bisa ikut serta membangun Indonesia melalui dunia pendidikan dengan pembelajaran dalam jaringan yang efektif dan menyenangkan.

 

Etik Nurinto, S.Pd.SD

Guru SDN Pabuaran Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang

http://etiknurintobantarbolangpemalang.blogspot.com

 WA : 083134609000

DIRGAHAYU INDONESIA

 

Senin, 17 Agustus 2020  adalah Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia . Hari dimana kita bercermin memandang sejarah dan mengapresiasi perjalanan panjang para pejuang yang telah membawa kita pada kemerdekaan sekarang. Tepatnya 17 Agustus 1945, Lagu Kebangsaan  Indonesia Raya menggetarkan pengibaran Bendera  Pusaka Merah Putih di langit Ibu Pertiwi, sebagai penanda lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang terbentang di sepanjang khatulistiwa dengan keragaman etnis budaya, bahasa, flora dan fauna yang tersebar di 17.000.000 pulau, yang dipersatukan oleh rasa cinta dan cita-cita serta  bangga akan persaudaraan atas nama Indonesia

Tema HUT ke-75 tahun kemerdekaan kali ini adalah "Indonesia Maju". Presiden Joko Widodo menjadikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkelanjutan sebagai fokus penggunaan Anggaran Negara di Tahun 2020 ini untuk menjadikan Indonesia Maju. Beliau menekankan bahwa negara harus hadir dalam upaya pembangunan SDM Indonesia walapun ditengah krisis pandemi Covid-19 SDM Indoensia harus ditingkatkan terus agar memiliki daya saing dalam persaingan global. Tetap Menjaga kualitas mutu utamanya di sektor pendidikan baik formal maupun non formal. Oleh karena itu Kita sebagai Guru atau Pendidik ikut membangun Sumber Daya Manusia melalui penyelenggaran Pendidikan dengan sebaik-baiknya walaupun di masa pandemi yang melanda Negeri ini.

Dengan memperingati HUT Kemerdekaan RI ini semoga dapat lebih meningkatkan lagi jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air tercinta, dan lebih meningkatkan semangat untuk bekerja dan belajar bagi para warga belajar, agar bisa berkontribusi untuk Negeri ,membuat negara tercinta kita ini bangga dan berjaya.Dengan rasa nasionalisme kita dapat menjalin kerukunan antar sesama, sehingga pembangunan negara ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.

Menengok perjuangan gemilang menuju kemerdekaan 1945 dan perjalanan Republik selama 75 tahun ini. Dapat kita ambil hikmah dari sejarah, dan kita bisa membuat sejarah mengisi kemerdekaan  untuk masa depan dengan kepribadian, prestasi, bangga dan mencintai produk dalam negeri, dan membentengi diri dari pengaruh negatif luar negeri yang dapat merusak budaya  Indonesia tercinta.

Indonesia Maju, janganlah hanya slogan saja,tapi wujudkan dalam karya yang nyata. Peduli dan berbakti untuk Negeri. Sehingga bisa berkontribusi mengelola perjalanan Bangsa ini. Bergegaslah, bersiaplah, bawalah Indonesia kita ini ke puncak kecemerlangan baru dengan semangat baru yang menggebu. Bulatkan tekad untuk tetap semangat bersatu mewujudkan Indonesia maju melalui Pendidikan yang bermutu.

Selamat HUT Ke-75 Republik Indonesia

Dirgahayu Indonesia

 

Indonesia Merdeka

Indonesia Maju

Indonesia Jaya

Merdeka...merdeka !!

 

Etik Nurinto, S.Pd.SD

(Guru SDN Pabuaran Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang)

Sabtu, 08 Agustus 2020

Untaian Inspirasi dari Kisah Mewujudkan Mimpi

 

Cikgu Tere : Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku di Penerbit Mayor

 

“ Setiap orang mempunyai mimpi terbesar dalam hidupnya, namun tidak semua orang dapat mewujudkannya, hanya yang gigih berusaha dan tekun berdoa yang dapat mewujudkannya”  (Cikgu Tere)

Apa yang disampaikan oleh Ibu Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD yang lebih akrab disapa Cikgu Tere ini sungguh menginspirasi dan memotivasi Peserta Belajar Menulis Online PGRI Gelombang 15. Guru Muda yang Lahir di Kuningan, 13 September 1984 ini sungguh luar biasa. Kesuksesannya di dunia pendidikan dan literasi menuai banyak Prestasi. Pemilik blog www.cikgutere.com ini berbagi kisah pengalamannya dalam menulis buku , berkolaborasi dengan seorang profesor dan mewujudkan mimpi terbesarnya menerbitkan  buku di Penerbit Mayor.

Perjalanan mewujudkan salah satu mimpi terbesar Cikgu Tere dimulai saat Cikgu Tere tergabung di Group Belajar Menulis Gelombang 4 bersama Om Jay dan PGRI ,  tertantang oleh pemateri Prof. Richardus Eko Indrajit untuk menulis Buku dalam satu minggu menjadi penyemangat dalam kalbu, antusiasnya luar biasa saat Prof Eko melelang topik-topik bukunya , tertarik dengan satu Topik “Ubiquitous Learning” lalu mendaftar Namanya menjadi Penulis Buku  kemudian menyusun outline dan judul bukunya.

Cahaya keberuntungan bersinar saat Cikgu Tere mengajukan sebuah judul  “ Belajar Semudah Klik, Membangun Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka belajar” yang disambut hangat oleh Prof Eko dengan tambahan kata Ekosistem  yang akhirya menjadi Judul Buku yang keren “ Belajar Semudah Klik, Membangun Ekosistem Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar” dengan cover yang keren juga dari Prof Eko sebagai penyemangat guru-guru yang tergabung dalam group menulis buku dalam satu minggu.


Mimpi besar itu belum terwujud, terbesit rasa takut dan keraguan untuk dapat menyelesaikan Draft Buku dalam batas waktu satu minggu, dan semua peserta secara virtual bertemu  dan harus memprentasikan karya bukunya  satu persatu. Perasaan gelisah dan ragu bukanlah tanpa alasan, naskah buku Cikgu Tere dengan 3 Bab berisi 60 Halaman harus dipenuhi 100 Halaman dan paling sedikit berisi 5 Bab membuat naskah harus ditambah dengan  perbaikan agar menarik. Perbaikan lain juga pada jenis huruf , ukuran kertas, index dan daftar pustaka serta daftar isi otomatis. Disinilah Cikgu Tere kembali berjuang dan berkomitmen dengan waktu.

Usaha berperan ganda, ditengah-tengah kesibukan Cikgu Tere antara menjadi Guru juga seorang Ibu sekaligus penulis yang harus mampu membagi waktu . Menulis dalam ketenangan yang biasa dilakukannya saat malam dan saat bangun tidur sebelum beraktivitas ke dapur. Beruntung suami sangat mendukung sampai semua tulisan naskah selesai dalam batasan waktu yang ditentukan  untuk diserahkan ke Penerbit Mayor “Penerbit Andi”

Masih gelisah dengan naskah ,Cikgu Tere tidak bisa tidur di hari –hari penentuan takdir tulisan, sampai akhirnya usahanya membuahkan hasil yang manis, naskah Cikgu Tere diterima oleh Penerbit Andi dan Cikgu Tere menerima proof atau layout lembaran bukunya berikut lampiran surat perjanjian dengan Penerbit Andi. Buku bersejarah itu pun jadi siap terbit menjadi bukti bahwa peserta Belajar Menulis bisa menulis menerbitkan buku di Penerbit Mayor.


Perjalanan mewujudkan mimpi Cikgu Tere itu bukan tanpa rintangan, namun dengan kegigihan dan usaha  pada akhirya menghasilkan mahakarya yang luar biasa.

Mimpi itu laksana kunci untuk menaklukan semua rintangan di dunia, peliharalah mimpi itu dan segera bangun untuk mewujudkannya. (Cikgu Tere)

Rabu, 22 April 2020

Belajar Pembelajaran Daring dari Guru Blogger Indonesia



Kuliah Online ,Selasa tanggal 21 April 2020 pukul 19.00 -21.00 Materi Pembelajaran Daring yang Idealdiselenggarakan secara langsung menggunakan aplikasi zoom. Dengan aplikasi  Zoom semua peserta bisa bergabung,dan saling menyapa dengan tatap muka

Sayangnya, kuliah malam ini tidak bisa saya ikuti secara maksimal, Pembelajaran dengan aplikasi Zoom dengan waktu terbatas 40 menit, memerlukan jaringan internet yang cukup kuat, sementara di daerah saya yang tinggal di Pedesaan kondisi jaringan internet sangat buruk, sudah beberapa kali saya coba masuk bergabung meeting menggunakan aplikasi Zoom namun belum bisa, antara timbul dan tenggelam . Duhh,sangat mengesalkan namun sabar dan tetap semangat untuk belajar menulis.
Boleh dibilang , saya tidak ideal karena tekendala sinyal.

Setelah beberapa saat pembelajaran dengan Aplikasi Zoom selesai, Omjay memberikan materi di WA Grup dengan slide dan juga Pesan suara . Hal ini membantu saya dalam membuat Resume materinya.

Berikut penuturan Omjay:

Assalamualaikum warohmatulloh wabarokatuh
Selamat malam semuanya, alhamdulillah tadi kita sudah belajar dan diskusi lewat aplikasi zoom , semoga apa yang Omjay sampaikan bermanfaat buat bapak ibu semua malam ini
Barusan saya kirim bapak ibu file slide presentasi power poiint tentang pembelajaran dalam jaringan yang ideal, silahkan bapak ibu melihat slide presentasinya dan bapak ibu tulisakan pembelajaran daring yang sudah dilakukan di sekolah masing-masing. Semoga bapak ibu bisa menulis dengan baik sehingga nanti setiap orang tidak akan sama untuk pembuatan karya tulisnya.

Resume ditulis dari pengalaman masing-masing selama pelaksanan pembelajaran dalam jaringan atau pembelajaran Online

Hal yang kedua Omjay berikan buku kepada bapak ibu judulnya :menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini harganya kalau di toko buku gramedia dan dibeli onlie Rp.100.000. Malam ini Omjay berikan gratis buat bapak/ibu semua, dan mohon dibaca selama seminggu dan dibuat resensi bukunya. Kemudian posting di blog masing-masing.Tulisan resensi buku segera dibuat dan saya minta dalam waktu 1 minggu paling lambat resensi buku sudah jadi.
Untuk besok materinya :”proses menulis dan menerbitkan buku dari penerbit Andi Yogyakarta yang akan disampaikan oleh bapak Edi S. Mulyanta, Wakil Direktur Produksi. Teman-teman nanti banyak bertanya sama beliau tentang proses mencetak buku di Penerbit Andi. Apa saja yang ingin ditanyakan nanti silahkan ditanyakan, jangan ragu dan malu.

Bapak /Ibu bisa membaca buku Omjay yang sudah jadi dari hasil tulisan menulis di blog. Bisa bapak /ibu baca di catatan harian Seoarang Guru Blogger, buku terbaru Omjay. Atau bapak ibu bisa membaca buku Omjay tahun 2012 yang diterbitkan oleh penerbit mayor, yaitu penerbit indeks Jakarta
Disana bapak ibu bisa membaca isi buku tersebut, Omjay ucapkan terima kasih dan kalau ada pertanyaan-pertanyaan bapak ibu bisa bertanya langsung lewat jalur japri dan ini saya bagikan informasi dari mas Andre dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan semoga bisa diterima dengan baik

Bila ada kesulitan yang bapak ibu alami, mohon bertanya pada saya lewat WA atau email di Omjaylabs@gmail.com  jangan lupa posting blognya dengan tulisan terbaru.

Wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Materi yang disampaikan Omjay  yaitu Pembelajaran daring yang ideal, materi ini sangat cocok dengan situasi yang sedang marak saat ini, disaat pandemi wabah virus Covid 19, disaat anak –anak belajar dirumah tentunya pembelajaran Daring sangat diperlukan agar anak-anak tetap bisa belajar dan mendapat ilmu dari gurunya tanpa harus berangkat ke sekolah.

Pembelajaran Daring yang saya Alami di Daerah Khusus terpencil

Tidak bisa dipungkiri, pembelajaran Daring juga mempunyai kelemahan dan kendala di sana sini, terutama sekolah-sekolah yang berada di Wilayah tertinggal seperti di daerah saya. Pembelajaran daring jelas memerlukan sinyal yang kuat, jaringan internet yang lancar. Dan juga sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.

Saya mengajar di Sekolah Dasar di Daerah khusus, di Desa Pabuaran Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang, Saya bisa katakan Desa Pabuaran adalah Desa di tengah hutan, letak geografis jauh dari perkotaan. Jaringan Internet sungguh susah . Ketika Pandemi Virus Covid 19 , anak-anak diharuskan belajar di rumah, lalu apa yang bisa saya lakukan ? Apakah bisa pembelajaran Daring diterapkan ? Apakah anak- anak SD di Kelas saya punya HP Android semua ? Kalaupun punya HP Android apakah ada sinyal yang mendukung? Bermacam pertanyaan langsung muncul di otak saya, sementara tempat tinggal saya juga jauh dari tempat saya mengajar.

Hal pertama yang bisa saya lakukan adalah mencoba menemukan titik sinyal di Desa tempat saya mengajar. Karena tanpa sinyal tidaklah mungkin Pembelajaran Daring bisa dilakukan. Saya beli antena PA HP, seperti antena Televisi dan dipasang di tempat yang sekiranya bisa mengundang sinyal.berharap dengan antena tadi bisa sedikit mengundang sinyal. Anak-anak juga saya tugaskan mencari titik sinyal di sekitar Desa. Hanya ada satu titik di pinggir Desa dekat sungai di Jembatan Gantung , jembatan menggunakan kayu yang digantung dengan tali kawat besi.

Selang beberapa hari, saya coba mendata anak-anak yang mempunyai HP Android,dan membuat WA Grup kelas . hasilnya hanya sepertiga dari jumlah siswa di kelas saya yang mempunyai WA, sungguh miris. Namun tak mematahkan semangat. Mungkin ini salah satu cara membuat pembelajararan dengan minimnya sarana daripada tidak sama sekali. Ini baru WA, belum kendala sinyalnya.

Pembelajaran saya coba lakukan dengan apikasi WA, mungkin bagi anak ini yang mudah. Jika menggunakan Zoom, Lark meeting, Talk fusion, Webex dan sejenisnya anak-anak mengalami kesulitan pada jaringan internet atau sinyal. Apalagi melihat kondisi yang ada di Daerah Khusus sangat sulit dilakukan. Hanya dengan WA Grup pembelajaran bisa dilakukan, itupun harus memakai strategi bagi yang tidak punya HP bisa bergabung mencatat dan mengerjakan tugas dengan yang punya HP dengan syarat tidak boleh banyak kelompok. Anak-anak juga harus berjuang mencari sinyal di Desa pada saat pembelajaran WA Grup berlangsung.

Ada senyum mengesankan ketika Tugas saya berikan pada pagi hari , ada anak yang mengirimkan jawabannya Malam hari hanya kendala sinyal. Yang terpenting tugas tersampaikan dan dikerjakan. Sama sekali jauh dari Kata pembelajaran Daring yang ideal namun sudah berusaha maksimal.

Oleh :
Etik Nurinto, S.Pd.SD
Guru SDN Pabuaran Kabupaten Pemalang

WA : 083134609000

Cara Menulis dan Menerbitkan Buku di Penerbit Andi Yogyakarta

Materi Kuliah Online WA Grup Belajar menulis Malam ini (22/04/2020) luar biasa , Temanya
Menulis dan menerbitkan buku di Penerbit Andi Yogyakarta , dengan Narasumber Bapak Edi S Mulyanta, S.Si,M.T

Seperti biasa Kegiatan kuliah malam ini dipimpin oleh Pak Bambang atau Mr.BamS langsung dari Kota Parahiyangan Bandung, Moderator yang tidak membosankan ,

Awal materi Mr.BamS memperkenalkan Narasumber , berikut CV Singkatnya :
CV Singkat
Nama                : Edi S. Mulyanta S.Si, M.T.
Jabatan             : Publishing Consultant Andi Publisher
TptLhr               : Jogjakarta/Tgl Lhr : 24 Mei 1969
Status                : Menikah
Istri                     : Retna G.
Anak                  : Nindita Skaheka Ramadhani,Raditya Rizky Duanda (alm),Naditya Tertia Alfarizky
Hobby               : Membaca, Menulis, Olah Raga, Musik
Fb                       https://www.facebook.com/edis.mulyanta
Blog                    www.sobatambyar.com

Pendidikan
1.       S1 Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1994
2.       S2 Magister Teknologi Informasi Fak. Elektro UGM Yogyakarta 2006
3.       Riwayat Pekerjaan
4.       Staff LitBang Komputer PT. Wahana Semarang 1994-2000
5.       Staff EDP PT. Sanggar Film Semarang 1995-2001
6.       Lab. Komputer STMIK Proactive Yogyakarta 2001-2002
7.       Dosen Tamu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta 2002
8.       Staff Net Business PT. Bayu Indra Grafika Yogyakarta 2002
9.       Staff Litbang Penerbitan ANDI Jogjakarta 2003-2004
10.   Product Development Penerbitan ANDI Jogjakarta 2004-2006
11.   Biro Penerbitan Buku Umum (PBU) Andi Jogjakarta 2006-2007
12.   Manager Operasional PBU ANDI Jogjakarta 2008 – 2019
13.   Publishing Consultant Andi Publisher 2020- Sekarang

1.       Lebih Mahir Word 2019, Untuk Penulisan Ilmiah, 2019
2.       Lebih Kreatif dengan Adobe Photoshop CS4 2008
3.       Corel Draw X4 2008
4.       Teknik Modern Fotografi Digital 2007
5.       Pengolahan Digital Image dengan Photoshop CS3 2007
6.       Menyusun Karya Tulis Ilmiah Menggunakan MS Office Word, 2006
7.       Special Workshop: Teknik Airbrush Menggunakan Photoshop CS2 2005
8.       Menjadi Desainer Layout Andal dengan Adobe InDesign CS 2005
9.       Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer 2005
10.   Trik & Teknik Profesional CorelDraw 12 2004
11.   Kupas Tuntas Ponsel Anda 2003

Walaupun baru pulang kantor karena shif 2 beliau Pak Edi bisa  memberikan Materi kuliah malam ini, berikut paparan Materi lengkap dari Pak Edi :

Saat ini penerbitan sedang betul2 di uji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan kami secara mendadak. Darah penerbitan adalah karya tulis dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat diubah menjadi sebuah media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet2 pemasaran baik toko buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung. Setiap penerbit telah dipercayakan ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi setiap penerbit di luar penerbit kampus. Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.

Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan segala tema di setiap terbitannya. Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan biaya dalam memersiapkan tulisannya.

Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat. Penerbit mempunyai peta pasar yang dia rekam dari outlet2 nya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis, terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya.

Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit. Penerbit lebih cenderung mencari tema yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai penerbitannya memunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar. Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit. Penerbit akan menyeleksi tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan data-data angka akan lebih menarik.

Sebagai contoh, saat ini buku yang sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana, virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul2 mempunyai manfaat pada pembaca. Pesaing buku apakah sudah ada apa belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan tetapi mengejar momen yang cukup  bagus. Penulis follower biasanya mempunyai penyajian materi yang lebih baik  akan tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis. Penulis perintis effort awal lebih banyak, dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya.

Poposal buku akan semakin sempurna, jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut. Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.

Proses penerbitan cuku panjang waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama. Yang membuat lama adalah proses antrian, baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.

Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses selanjutnya tidak akan dijalankan. Proses editing, akan terbantukan dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab yang baik dari penulis.

Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi. Editor akan membantu hal tersebut, akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan dapat efektif di tentukan.

Harga buku yang menarik, akan cukup memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari keindahan dan seberapa menarik cover buku. Tipikan pembaca buku di indonesia adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan terbukti mendongkrak pemasaran. Saat proofing, penulis sebaiknya memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang ditulisnya.

Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar. Akan tetapi dari pengalaman kami, tidak ada buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata... Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit.... karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di pasar. Demikian sebagian kecil pengetahuan saya, semoga dapat memberikan sedikit pengetahuan terhadap bapak dan ibu sekalian dalam mencoba memasukkan tulisannya ke penerbit2 di Indonesia

Sesi tanya jawab dari peserta , berikut secara lengkapnya :
P1 :
Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat malam Mas Edi, Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi, Mohon penjelasan ulang tentang kunci apa yang harus disiasati oleh penulis pemula, dalam melakukan tambahan data riset kecil yang berguna untuk memengaruhi penerbit agar mau menerbitkan buku tersebut?
J1:
Riset pasar yang dilakukan pertama kali paling penting, siapa sasarannya. Buku sekolah pasarnya sangat besar sekali, di banding buku masak. Kemudian pesaing, buku dengan pasar besar pesaingnya banyak, nah ini perlu strategi pemosisian kedalaman materi. Apakah buku kita lengkap, atau hanya buku pengayaan. Perlu diputuskan segera, supaya tidak terjadi tabrakan materi buku dengan pesaing. Noralia Semarang

P2:
Selamat malam mas Edi,,semoga sehat selalu..Ada beberapa hal yang saya tanyakan.
1.       Bagaimana kondisi bidang penerbitan sekarang selama masa pandemi ini?
2.       Tadi dikatakan bahwa tulisan yang dibukukan adalah buah dari karya tulis, berarti seperti tesis, PTK dan penelitian2 yang telah dilakukan, dapat dibukukan? Dan apakah hasil penelitian juga ikut disertakan dalam isi buku tersebut?
3.       Buku seperti apakah yang sebenarnya sangat laku diminati oleh pembaca saat ini?
J2:
1.       Ini kondisi sangat berat sekali. Perlu bapak ibu ketahui bahwa hampir 90 % outlet penerbitan sekarang tutup. Kampus dan sekoah tutup semua tidak ada aktifitas. Omzet kami betul-betul turun hingga ke titik nadir. Kami harus berjuang hingga 3 bulan ke depan untuk menanti masa panen di tahun ajaran baru. Dalam 3 bulan ke depan merupakan titik hidup mati penerbitan, karena jika tidak dapat melewatinya, banyak sekali penerbit di bawah ikapi akan gulung tikar.Sementara pasar On Line di Indonesia belum tumbuh untuk pasar buku, sehingga kami haru menahan lapar sejenak untuk 3 bulan ke depan semoga pandemi ini akan reda.
2.       Hasil penelitian, biasanya tergantung sekali dengan tujuan penelitian dan hasilnya. Pasar penelitian di Indonesia sangat kecil sekali, sehingga terkadang pasar yang di sasar adalah pasar captive market, atau pasar yang sudah memahami betul materi bahasan. Pasar ini disebut niche market atau pasar ceruk.
3.       Buku yang terbukti masih laku di Toko Buku adalah Rangking pertama adalah buku Anak, buku dongeng, cerita bergambar, komik. Kami sarankan buku yang mempunyai value bagus untuk pendidikan karakter.Kemudian buku, keagamaan, motivasi, dan buku sekolah
P3:
Selamat malam Pak Edy,  Manakah yg menjadi prioritas,  kualitas tulisan atau kehilangan kesempatan dari suatu peristiwa.? Tadi diuraikan penulis pertama tulisan kurang bagus tapi mendapat timing yg tepat, sedang penulis kedua tulisan bagus timing kalah.  Terima kasih Iin Kediri
J3:
Prioritas pertama adalah peristiwa, hal ini kami tidak sengaja menemukan tulisan tentang Virus, saat corona di Wuhan bulan Desember 19 dan Januari 20, ada penulis kami yang telah melakukan riset tersebut. Dan buku kami yang best seller saat ini adalah buku Covid-19, walaupun tulisannya kualitasnya belum begitu sempurna. Buku Laskar Pelangi, adalah buku terlaris di Indonesia, timing yang tepat saat itu adalah adanya Muktamar Muhammadiyah, dan buku itu meledak luar biasa dari mulut ke mulut awalnya, word of mouth.. ingat Muhammadiyah umatnya luarbiasa.. nah itulah target awal buku tersebut.

P4:
Banyak penulis yang menebar proposal banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.
J4:
Strateginya, saat menulis proposal, materi buku harus sebagian besar telah tertuliskan baik dalam bentuk draft atau masih outline detail. Sehingga waktu penyelesain dari usulan ke naskah lengkap tidak terlalu lama, untuk mengejar momen. Usulkan beberapa bab yang telah di tulis sebagai tambahan informasi ke penerbit, sehingga penerbit akan tahu gaya tulis penulis tersebut.

P5:
Adakah aturan dan tata letak penulisan untuk buku  bisa diterbitkan, atau pedoman penulisan buku yg dipersyaratkan oleh penerbit  Andi. Dari Rusmin (G8- 017) Kab. Barito Kuala KALSEL
J5:
Aturan tata letak biasanya mengikuti aturan internal kami, dan untuk buku pendidikan mengikuti aturan-aturan yang ada disesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikan. Ada bebeapa aturan fontasi, jenis gambar, jenis illustrasi yang harus dipenuhi untuk terbitan buku pelajaran. Selain itu aturan tata letak biasanya diatur secara internal penerbitan, mengikuti tema buku yang diusulkan. Penulis dapat memberikan kisi-kisi tata letak yang diinginkan, misalnya jenis huruf, kolom, text book, atau side note dan lain-lain. Kemudian akan diterjemahkan oleh desainer layout kami untuk disesuaikan dengan mesin-mesin cetak. Sebelum cetak, biasanya penulis akan diminta melakukan proofing materi, sebelum diproduksi massal.

P6:
Assalamualaikum mas Edi. Mau tanya, kalau kita mengirim 1 tulisan kebeberapa penerbit, terus tulisan itu juga diterima oleh beberapa penerbit. Bagaimana sebaiknya menyikapinys? Apa yg menjadi pertimbangannya?Terimakasih. Suheri. Tangerang
J6:
Pertimbangan ke dua, siapa penerbit yang tercepat memutuskan menerima itulah yang dipilih. Untk buku-buku momen tertentu hal ini diperlukan, misalnya momen Ujian Nasional (walaupun sudah dihapus), Momen penerimaan PNS dll.

P7:
AssalamualaikumSaya sangat terkesan dengan materi yang bapak sampaikan. Mohon ijin bertanya
1.       Apa visi dan misinya dari pernerbit Andy Yogyakarta.sehingga kami bisa tau apa yang dimau oleh penerbit.
2.       Apakah hanya buku yang sifatnya tranding Topic saja yang diterima. Bagaimana dengan buku abadi.
Terima kasih dan mohon maaf.Siti Fatimah Mojokerto
J7:
1.       Kami penerbit buku pendidikan baik dari pendidikan dasar menengah hingga perguruan tinggi. Di samping itu kami juga menerbitkan buku umum, non politik dan non agama.
2.       Buku yang diterima adalah buku yang punya life cycle atau daur hidup yang panjang, karena akan menguntungkan di jangka yang amat panjang. Buku trnding topic, biasanya berumur pendek dan jarang sekali terjadi cetak ulang atau repeat order dari toko buku, sehingga cepat beralalu momennya. Buku kami yang abadi adalah buku referensi untuk perguruan tinggi, ada yang berumur 30 th masih bagus pasarnya.
P8:
AssalamualaikumMas Edi ikut nanya Mukminin Lamongan. Apakah penerbit Andi juga menerima naskah spt Antologi Kisah Inspiratif. Antologi cerpen,?
Kalau ya apa syarat 2 nya. Trima ksih
J8:
Kelemahan antologi kisah inspiratif, atau antologi cerpen adalah pasar yang sangat kecil. Peminat buku seperti ini biasanya tergantung penulisnya, dalam arti komunitas penulis, lingkungan social medianya, sehingga market sasarannya menjadi kecil atau niche market. Tapi jangan berkecil hati, Raditya Dika awalnya dipandang sebelah mata oleh penerbit, karena beliau hanya nulis blog-blog yang tidak bermutu, tapi Fun buat generasi milenial. Awalnya pasarnya Niceh Market, akan tetapi berkembang social medianya karena followernya banyak.. akhirnya bukunya best seller semuanya, walaupun secara value naskahnya kurang bagus, tapi nilai pasarnya sangat besar.
P9:
asalamualailkum, selamat malam, terimakasih banyak buat penjelasannya yg luar biasa....perkenalkan nama sy,  Maya Trisia dari Lampung, ingin bertanya,  apakah naskah utk kategori motivasi,  yang dipadukan dg gambar, termasuk naskah yang bisa diterbitkan oleh penerbit Andi ? jika iya, bagaimana utk gambar nya? apakah tanggung jawab penulis utk design nya atau bs dpt bantuan dari penerbit?
J9:
Naskah Motivasi, termasuk naskah primadona, karena menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Apalagi jika penulisnya rajin promosi karena motivator terkenal, bukunya bak kacang goreng.

Buku motivasi, cukup menarik semua penerbit. Akan tetapi tergantung kreativitas penulis dalam memaparkan ide-idenya. Buku motivasi yang baik pasarnya, memang melekat pada nama-nama terntentu di Indonesia. Dulu ada Mario Teguh, di mana bukunya luar biasa tanggapan pembacanya. Tung Desem Waringin, sangat fenomenal. Akan tetapi ternyata buku-buku motivasi tidak pernah surut terbitannya. Terbukti buku motivasi-motivasi berbasis agama, menjadi trend yang luar biasa. Kreativitas penulis menjadi tumpuan utama buku motivasi, sehingga jangan ragu-ragu brainstorming dengan pnerbit untuk menerbitkan buku motivasi di Indonesia. Cari peluang-peluang baru saat Pandemi Covid-19 yang memorak porandakan motivasi kita... ini lahan yang luar biasa untuk membuat buku motivasi.

Demikian Materi lengkap Kuliah malam ini
Kesimpulan Materi malam ini adalah :
1.      Sebagai penulis, sebaiknya memahami ciri khas terbitan setiap penerbit
2.    Penulis, dapat mengirimkan usulan dan proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisannya sudah sesuai dengan visi dan misi penerbitan belum.
3.    Kunci pertama bagi penulis adalah pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit
4.     Pada proses administrasi penerbitan, yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis.
5.   Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar
6.  Banyak buku Best Seller di Indonesia, terkadang karena karunia semata.,Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke penerbit. karena pada dasarnya penerbit juga trial and error dalam menerbitkan bukunya.

Oleh :
ETIK NURINTO, S.Pd.SD
SDN Pabuaran- Kabupaten Pemalang
Blog :
email :
WA:
083134609000


Materi Bahasa Jawa Kelas VI untuk belajar PAS 1

MATERI BAHASA JAWA KELAS VI UNTUK BELAJAR MENGHADAPI PAS 1 TAHUN AJARAN 2023/ 2024 oleh : ETIK NURINTO, S.Pd.SD. Wacan (Bacaan) no.1- 4 Jara...