Jumat, 10 Juni 2022

Pendampingan Individu (PI -1) Calon Guru Penggerak

Senin, 6 Juni 2022 adalah Jadwal Pendampingan Individu untuk saya sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 5 Kabupaten Pemalang. Pendampingan Individu (PI) dilakukan Oleh Pengajar Praktik (PP) sesuai Jadwal yang telah ditentukan bersama.

Pak Zamroni adalah Pengajar Praktik Kelas saya, Kelas A5 . Beliau seorang Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Taman, Kab.Pemalang. Dari profil beliau saya merasa beliau memang pantas menjadi Pengajar Praktik yang hebat.

Senin pagi, Pak Zam sudah sampai di Sekolah tempat tugas saya di SD Negeri Pabuaran Kecamatan Bantarbolang Kab.Pemalang. Walaupun sama-sama orang Pemalang namun menurut Pak Zam baru kali ini berkunjung ke daerah dimana tempat saya bertugas yang letaknya lumayan jauh dari wilayah perkotaaan. Melewati jalan yang lumayan berliku, melewati  hutan dan jembatan gantung barulah sampai Desa Pabuaran yang berada di Tengah Hutan. Jauh memang, namun Pak Zam terlihat semangat walaupun butuh perjuangan untuk sampai, menurut Pak Zam sampai nyasar tujuh belas kali, he he…

Pendampingan Individu (PI) merupakan salah satu rangkaian kegiatan Calon Guru Penggerak (CGP) selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak untuk berkoordinasi, berdiskusi dan mendampingi CGP dalam  mengimplementasikan apa yang didapatkan dari hasil bersama Fasilitator , kolaborasi dan elaborasi bersama instruktur, dan CGP yang lainnya.

 


Apa saja  yang didiskusikan selama Pendampingan Individu Ke-1 ini ?

Pada PI-1 ini saya bersama Kepala Sekolah dan Pengajar Praktik kami berdiskusi tentang :

1. Posisi diri kompetensi CGP

2. Refleksi filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD)  untuk perubahan kelas

3. Laptop berisi kerangka pembuatan portofolio digital

4. Permasalahan belajar daring

5. Mencoba memecahkan masalah secara bersama-sama

Posisi diri kompetensi yang dimiliki CGP dengan merefleksi diri kelebihan kita untuk bisa mengembangkan kompetensi untuk menerapkan merdeka belajar dalam upaya perubahan kelas wujud refleksi dari pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dimana Pendidikan adalah usaha untuk menuntun segala kekuatan Kodrat yang ada pada diri anak agar anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tinggi sesuai dengan kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat Zaman.

Portofolio Digital-dibuat oleh CGP dengan menggunakan Google Site, merupakan dokumentasi CGP dalam melaksanakan kegiatan Pendidikan Guru Penggerak. Portofolio Digital berisi Profil CGP, Artefak Aksi Nyata, Publikasi dan Diklat atau Pelatihan yang diikuti. Publikasi dalam google site yang simple namun memuat semua aksi CGP agar dapat terlihat dan harapannya dapat dijadikan referensi dan inspirasi bagi komunitas untuk bersama melalukan transformasi Pendidikan.

Alhamdulillah ,Saya sudah membuat Portofolio Digital walaupun belum semua terisi secara lengkap dan belum sempurna terlaksana

Berbagai masalah yang muncul di sekolah tentunya beragam dan perlu berkolaborasi dengan komunitas sekolah  untuk memecahkan masalah itu secara bersama-sama. Salah satunya masalah pembelajaran Daring yang selama Pandemi ini telah dilaksanakan. PJJ secara daring selama pandemi covid 19 memang masalah bersama diantaranya tentang jaringan internet, belum semua anak mempunyai HP/gawai/ perangkat pembelajaran daring, kelemahan dan kelebihan aplikasi pembelajaran dan kesulitan lain yang butuh solusi bersama.

 

Dari apa yang didiskusikan bersama  sekitar 3 Jam, banyak hal yang diperoleh. Masukan dan saran dari Pak Zam selaku pengajar Praktik membuat saya semakin terus bersemangat untuk terus mengembangkan diri. Menurut beliau CGP mulai dari diri sudah tergerak, sudah bergerak dan nantinya akan menggerakkan baik untuk murid, rekan guru maupun komunitas. Dukungan rekan-rekan guru dan utamanya  Kepala Sekolah juga sangat diperlukan

Apa yang diperoleh dari Mulai dari Diri mempelajari Modul 1.1 , Eksplorasi, kemudian diskusi di Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antarmateri dan Aksi Nyata merupakan Alur Merdeka Belajar yang bisa diterapkan di Sekolah dengan memperhatikan sosio kultural Daerah setempat.

Diakhir sesi diskusi kami saling bertukar cerita mengenai merdeka belajar yang mulai dilaksanakan untuk membentuk profil belajar pancasila di sekolah. Banyak cerita unik dan menarik , tak terasa hingga lebih dari 3 jam berlalu. Saya dan Pak Taswo selaku Kepala Sekolah mengantar Pak Zam pulang. Ucapan terima kasih kami sampaikan semoga diberikan keselamatan dan kesehatan untuk bersama-sama menjadi agen transformasi Pendidikan.

Salam guru Penggerak Indonesia Maju

Tergerak, Bergerak dan  Menggerakkan

 

 

Etik Nurinto, S.Pd.SD.

Guru Blogger Pemalang

Guru Penggerak Angkatan 5 Kab.Pemalang

Blog  http://etikguru.blogspot.com

WA 083134609000

Selasa, 07 Juni 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan (1) Model 4F


Salah satu tugas dari Calon Guru Penggerak CGP adalah membuat jurnal refleksi Dwi mingguan. Pada minggu pertama, refleksi mengenai pemikiran-pemikiran pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara KHD

 Ada beberapa  model dalam menuliskan jurnal refleksi salah satunya adalah dengan model 4F. Untuk Jutrnal refleksi Dwi Mingguan 1, saya menggunakan model 4F yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yang terdiri dari 4 tahap yaitu:

 

(FACTS/PERISTIWA)

Kegiatan minggu pertama CGP Angkatan 5  dimulai Pembukaan pada tanggal 18 Mei 2022, dilanjutkan orientasi dan pengenalan LMS kemudian dilanjutkan dengan Pretest. Hari berikutnya mulai dari diri membuka LMS dan mempelajari tahap demi tahap alur Merdeka Belajar di LMS. Pengenalan dan pemantapan kembali diberikan melalui Loka Karya 0 (Orientasi). Di Loka Karya ini banyak hal yang didapatkan dari pengajar praktik dan juga bersinergi dengan CGP yang lain. Hari berikutnya  berdiskusi bersama Fasilitastor melalui terkait Modul 1.1 Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang dasar-dasar Pendidikan. Untuk memantapkan konsep dan mengelaborasi lebih jauh tentang pemikiran KHD maka CGP berdiskusi dengan fasilitator serta berkolaborasi dengan CGP lain untuk mendesain pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD dalam konteks budaya lokal.

Pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh setelah mempelajari secara mendalam pemikiran-pemikiran KHD yaitu banyak hal positif yang sangat luar biasa dan seharusnya sudah tertanam dan menjadi dasar bagi seorang pendidik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Pemikiran KHD tentang Pendidikan sejatinya mengubah pola pikir bagaimana pendidikan dan juga pendidik yang menuntun segala  kekuatan kodrat yang ada pada diri anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Pemikiran KHD tentang hal tersebut membuka mata dan wawasan saya tentang pendidikan yang selama ini hanya terpaku dengan kurikulum yang berlaku tanpa memperhatikan secara serius tentang Pendidikan sesungguhnya.

 

FEELINGS/PERASAAN

Perasaan saya sangat senang, gembira dan bangga menjadi bagian dari transformasi pendidikan. Harapan dan kekhawatiran muncul. Harapannya saya bisa mengerjakan semua tugas yang diberikan selama pendidikan guru penggerak dan nantinya menjadi guru penggerak yang bisa menggerakan komunitas dan ekosistem sekolah. Kekhawatirannya tidak bisa membagi waktu untuk keluarga dan tugas –tugas kantor.

Wajar,perasaan tersebut muncul diakibatkan kegiatan-kegiatan yang di LMS setiap harinya. Namun setelah menjalani kegiatan ternyata tidak serumit yang dikhawatirkan. Justru saya senang karena bisa mendapatkan pengetahuan, pengalaman, bahkan teman baru yang luar biasa. Perasaan tertantang muncul akibat tuntutan menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang ada dalam LMS awal-awalnya sangat memacu adrenalin. Selain persaan tersebut masih banyak lagi perasaan yang mungkin sulit untuk dideskripsikan, tetapi semua terbalut dalam satu rasa semangat membara untuk menjadi agen transformasi Pendidikan di sekolah, Daerah Kabupaten Pemalang dan juga  Indonesia.


FINDINGS/PEMBELAJARAN

Banyak hal posistif yang saya peroleh dari proses pembelajaran minggu ini, diantaranya pendidik perlu pandai-pandai merefleksi diri terutama melihat kelebihan dan kekurangan diri  untuk kemudian diperbaiki guna mewujudkan merdeka belajar di kelas. Pendidik juga perlu menuntun siswa sesuai kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat zamannya, mewujudkan pembelajaran yang menghamba pada siswa serta menggerakan ekosistem sekolah demi mewujudkan merdeka belajar sesuai kearifan budaya lokal.

 

FUTURE/PENERAPAN

Setelah memahami pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) secara holistik, maka implementasi yang dilakukan adalah melakukan perubahan praktik pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai luhur pemikiran Ki Hajar Dewantara sesuai dengan kultur atau budaya daerah, merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan profil pelajar pancasila untuk kemudian dilaksanakan dalam proses pembelajaran di sekolah dengan harapan menumbuhkan profil pelajar Pancasila menciptakan atmosfer positif di lingkungan sekolah dan berkolaborasi dengan teman sejawat.

 

 

ETIK NURINTO, S.Pd.SD.

Guru Blogger Pemalang

Guru Penggerak Angkatan 5 Kab.Pemalang

Bolg hhtp://etikguru.blogspot.com

Emal : etiknurinto123456789@gmail.com

WA 083134609000


Jumat, 03 Juni 2022

Trapesium Usia, Refleksi, Nilai dan Peran Guru Penggerak

 


Kegiatan 1. Trapesium Usia

 



Tugas 1. Refleksi

 

1.      Peristiwa positif dan negatif yang saya alami

Peristiwa positif :

Waktu sekolah dasar, pernah meraih peringkat I dari Kelas I sampai dengan Kelas VI di SD Negeri 02 Glandang Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang

Peristiwa Negatif :

Kalah dalam Lomba Cerdas Cermat (LCC) tingkat Kecamatan Bantarbolang Kab.Pemalang

2.      Yang terlibat di dalam peristiwa tersebut antara lain :

Orang Tua yang mendoakan, memberikan dukungan dan bimbingan

Guru yang memberikan pendidikan,motivasi dan bimbingan

Teman-teman  yang memberikan semangat

3.      Dampak emosi yang saya rasakan hingga sekarang

Dampak dari peristiwa positif yang saya rasakan yaitu rasa senang, gembira karena mampu bersaing dan mendapatkan prestasi dan optimis untuk terus meningkatkan prestasi

Dampak dari peristiwa negatif yang saya rasakan yaitu kecewa, sedih, marah kepada diri sendiri, dan malu akan kekalahan dalam lomba

4.      Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang sebab momen tersebut membekas dalam ingatan dan menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk saya ambil pelajaran  dari apa yang saya alami. Peristiwa positif telah memotivasi saya agar terus meningkatkan kompetensi dan prestasi hingga sekarang, sedangkan peristiwa negatif memotivasi diri agar tidak kecewa dengan sebuah kekalahan namun berusaha lebih baik lagi

5.      Pelajaran hidup yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik

-          Pada waktu masih Sekolah Dasar (SD) masa dimana masih perlu banyak belajar walau suka bermain dan terkadang masih nakal, ternyata banyak bimbingan dari Guru yang kadang saya abaikan padahal sangat bermanfaat baik pada saat itu hingga masa sekarang, Guru SD yang mengajari baca,tulis,hitung dan juga bimbingan.

-          Pada waktu SMP diberi pelajaran oleh banyak Guru Mapel yang berbeda karakter dan cara dalam memberikan pelajaran dan pendidikan, disisi lain saya mendapat banyak teman dari lain Desa, pengalaman baru saat bekerja kelompok mengerjakan tugas dari guru

-          Waktu SMA memulai peran aktif dalam kepengurusan organisasi (Kepramukaan, OSIS , PMR, dan ekstrakurikuler yang lainnya) banyak pelajaran yang pengalaman yang saya peroleh dari kegiatan-kegiatan yang saya ikuti

-          Saat sudah Lulus kuliah dan saya menjadi Guru, hal menarik bagi saya bahwa saya menjadi guru di SD tempat saya sekolah SD dulu, saya bertemu dengan Guru yang dulu mengajar saya, ini menjadi motivasi saya bahwa alumni SD menjadi Guru di SD tempat sekolah , tempat bermain, tempat menimba ilmu, tempat dididik dan akhirnya menjadi pendidik

 

Dari kegiatan trapesium usia , disetiap usia mengalami peristiwa yang berbeda dan berbeda pula dengan perasaan dan kontrol emosional , semakin dewasa semakin bisa mengontrol rasa, mengambil pelajaran hidup dari peristiwa yang dialami disetiap jenjang, waktu usia sekolah tentu rasa dan emosional masih labil sedangkan usia kerja mulai sedikit demi sedikit mengendalikan rasa yang pada akhirnya ketika kita bekerja dan menjadi guru maka peran guru yang kita jalani kita juga memaknai dari semua pelajaran hidup yang kita alami. Beryukur atas apa yang dicapai, berterima kasih kepada yang mendukung kesuksesan, dan berusaha lebih baik dalam meningkatkan kompetensi

 

6.      Guru dan murid sebenarnya sama-sama belajar, keduanya mempunyai peran masing-masing dalam mencapai tujuan pembelajaran yang bermakna. Peran seorang guru menjadi pendidik, dan pembelajar sedangkan murid adalah pemelajar.

 

Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

 

1.      Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah antara lain :

-          Kolaboratif atau bekerjasama dengan orang lain baik secara individu maupun kelompok

-          Suka berdiskusi baik bersama murid, rekan guru, dan komunitas KKG Guru Kelas VI dalam mencari solusi untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran

-          Suka bekerja keras

-          Aktif, diberbagai organisasi dan kepanitiaan kegiatan

-          Inovatif , memanfaatkan IT dalam pembelajaran dan kegiatan komunitas


2.      Peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah

-          Sebagai Guru Kelas VI sering berdiskusi dengan murid dalam memecahkan masalah pembelajaran

-          Bersama murid dan rekan guru dan komunitas sekolah melaksanakan pembiasaan jumat sehat, jumat bersih, jumat amal

-          Meningkatkan kompetensi diri dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran dan juga untuk membantu guru yang lain

-          Menjadi pengurus dan pemandu materi di KKG Guru Kelas VI

-          Aktif di komunitas pegiat literasi menulis buku, menulis artikel, dan menulis di blog, untuk meningkatkan kemampuan literasi para guru


Etik Nurinto, S.Pd.SD.

CGP Angkatan 5 

SDN Pabuaran-Kabupaten Pemalang

Guru Blogger Pemalang

Blog  http://etikguru.blogspot.com

WA 083134609000

Kamis, 02 Juni 2022

Kesimpulan dan Refleksi Tentang Pemikiran Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

 


Kesimpulan dan Refleksi Tentang Pemikiran Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara

Artikel ini bertujuan memberikan kesimpulan dan refleksi  tentang pemikiran –pemikiran Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (KHD). Semoga saya pribadi dan pembaca, khususnya pendidik, siswa, sekolah, orangtua dan masyarakat  mampu menerapkan pembelajaran berdasarkan pemikiran KHD dalam kehidupan sehari-hari. 

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) adalah sebagai usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pada dasarnya dalam proses pendidikan, anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Dasar pendidikan menurut KHD berhubungan dengan Kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak berada, kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama zaman  sekarang ini. Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada murid  sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran saat ini, kita harus membekali murid dengan kecakapan abad 21 yang didalamnya terdiri dari keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (criticial thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang dikenal dengan 4C harus dimiliki oleh peserta didik di Indonesia

Guru atau pendidik itu  hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Anak-anak bukanlah kertas kosong dimana akan ditulisi sesuai dengan yang diharapkan guru tetapi anak-anak sudah memiliki kodratnya yang masih samar-samar, sebagai guru hanya menebalkannya saja. Mendidik dengan sepenuh hati dan mengedepankan pendidikan yang berhamba pada anak. Berhamba disini bukan berarti dalam konteks menghamba pada makhluk akan tetapi pendidikan yang berpusat pada murid,  menekankan pada minat, kebutuhan dan kemampuan individu masing-masing anak.

Pendidik dianalogikan sebagai seorang petani atau tukang kebun yang tugasnya adalah merawat sesuai kebutuhan dari tanaman-tanamannya itu agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja tanaman itu berbeda jenis  dan perlakuanya. Artinya bahwa kita seorang pendidik harus bisa menuntun,melayani segala bentuk  kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Guru harus bisa memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat dan minat anak agar anak merasa berbas (merdeka belajar) Kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu  tuntunan dan arahan dari guru supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Budi Pekerti juga harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi murid dalam mengembangkan budi pekerti. Trilogi  Pendidikan menurut KHD memegang peranan penting dalam menumbuhkan sistem pendidikan yang bermakna yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa , Tut Wuri Handayani. Artinya di depan kita harus menjadi teladan atau contoh yang baik, Di tengah harus  memberikan semangat dan bimbingan, dibelakang harus memberikan dorongan. Budi Pekerti juga tumbuh dengan melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti akhlak mulia kepada anak dan mengubah perilaku anak. Membentuk profil pelajar Pancasila diantaranya beriman , bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong-royong, bernalar kritis, dan Mandiri.

 

Refleksi

Sebelum mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) saya percaya bahwa dengan tindakan-tindakan tegas dan menghukum  siswa bisa mengubah perilaku anak, tetapi perubahan yang terjadi hanya didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran diri pribadi anak. Saya belum menyadari sepenuhnya bahwa anak mempunyai kodrat yang berbeda-beda. sehingga terkadang saya sering tidak sabar dan marah ketika ada anak yang lamban dalam satu pelajaran. Saya masih menganggap anak adalah objek bukan subyek pembelajaran, anak dituntut sesuai dengan kemauan kita.

Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, pemikiran yang berubah dari saya adalah bahwa saya harus memberikan tuntunan kepada anak dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing anak berbeda kodratnya. Kita tidak perlu memberikan hukuman yang bersifat tidak mendidik, kita harus memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran yang membuat anak merasa aman dan nyaman dalam belajar.

Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah membuat kesepakatan kelas bersama siswa sebagai penerapan wujud merdeka belajar. Mulai mengubah pembelajaran sesuai dengan pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, dengan melibatkan tim pembelajar (siswa, guru, orangtua, lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat) dalam menciptakan iklim budaya belajar yang sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya daerah local (sosio kultural). Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Memberi kebebasan pada siswa menyelesaikan tugasnya sesuai potensi dan kemampuannya, bebas mengekspresikan hasil karyanya. Memberi bimbingan tuntunan sesuai dengan karakteristik anak. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning) atau juga berbasis proyek (project based learning)

Demikian kesimpulan dan refleksi saya tentang pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD). Terima kasih semoga bermanfaat.

Salam Sehat  dan Bahagia,

Salam Guru Penggerak

Tergerak, Bergerak,dan Menggerakkan

 

 

Artikel ini saya terbit di web guru penggerak Indonesia :

 

https://www.gurupenggerakindonesia.com/kesimpulan-dan-refleksi-tentang-pemikiran-pendidikan-menurut-ki-hajar-dewantara/

 

Penulis:

Etik Nurinto, S.Pd.SD.

Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 5

SD Negeri Pabuaran, Kecamatan Bantarbolang Kab.Pemalang

Blog : http://etikguru.blogspot.com

WA 083134609000

Materi Bahasa Jawa Kelas VI untuk belajar PAS 1

MATERI BAHASA JAWA KELAS VI UNTUK BELAJAR MENGHADAPI PAS 1 TAHUN AJARAN 2023/ 2024 oleh : ETIK NURINTO, S.Pd.SD. Wacan (Bacaan) no.1- 4 Jara...