Selasa, 20 April 2021

Selamat Hari Kartini

Rabu, 21 April 2021- bertepatan dengan Hari Kartini, saya memosting tulisan saya di dua blog yaitu Blog :

http://pkbmagungnugraha.blogspot.com yaitu blog milik PKBM Agung Nugraha di Kabupaten Pemalang tempat saya menjadi pengurus (Sekretaris PKBM) Kemudian tulisan saya juga saya posting di blog pribadi ini  http://etikguru.blogspot.com

KELUARGA BESAR

PKBM AGUNG NUGRAHA

KECAMATAN PEMALANG
Mengucapkan :

Selamat Memperingati Harti KARTINI ,
142 Tahun Kelahiran Kartini
(21 April 1879 - 21 April 2021)

Tema Hari Kartini Tahun 2021 untuk Kabupaten Pemalang adalah :
Kartini Inspirator Perempuan Mencapai kesetaraan untuk Wujudkan Pemalang Adil, Makmur, Agamis, dan Ngangeni

R.A Kartini adalah Pahlawan perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879 memperjuangkan hak-hak perempuan serta pendidikan untuk perempuan pada jaman penjajahan Belanda

Hari Kartini mulai diperingati pada 21 April setelah ditetapkan oleh Presiden Soekarno dengan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 tertanggal 2 Mei 1964. Lewat surat itu, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional dan sekaligus menetapkan hari lahirnya, yaitu tanggal 21 April, diperingati setiap tahun sebagai hari besar.

Kartini, yang nama lengkapnya Raden Adjeng Kartini, berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Sosroningrat bupati Jepara kala itu. Di zamannya, Kartini sangat gemar menulis

Kumpulan surat-suratnya menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang

Ada petikan kalimat dalam surat yang bisa kita ambil pelajaran bersama , demikian R.A Kartini menuliskan dalam Surat-suratnya:

“Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata 'Emansipasi' belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup didalam hati sanubari saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri.” (Suratnya kepada Nona Zeehandelaar, 25 Mei 1899)

“Bagi saya ada dua macam bangsawan, ialah bangsawan fikiran dan bangsawan budi. Tidaklah yang lebih gila dan bodoh menurut pendapat saya dari pada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. “(Suratnya kepada Nona Zeehander, 18 Agustus 1899)

“Kami beriktiar supaya kami teguh sungguh, sehingga kami sanggup diri sendiri. Menolong diri sendiri. Menolong diri sendiri itu kerap kali lebih sukar dari pada menolong orang lain. Dan siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna pula.” (Suratnya kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1902)

"Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi." (Suratnya kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902)

“Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya.” (Suratnya kepada Nyonya Van Kool, Agustus 1901)

“Sesungguhnya adat sopan-santun kami orang Jawa amatlah rumit. Adikku harus merangkak bila hendak lalu di hadapanku. Kalau adikku duduk di kursi, saat aku lalu, haruslah segera ia turun duduk di tanah, dengan menundukkan kepala, sampai aku tidak kelihatan lagi. Adik-adikku tidak boleh berkamu dan berengkau kepadaku. Mereka hanya boleh menegur aku dalam bahasa kromo inggil (bahasa Jawa tingkat tinggi). Tiap kalimat yang diucapkan haruslah diakhiri dengan sembah. Berdiri bulu kuduk bila kita berada dalam lingkungan keluarga bumiputera yang ningrat. Bercakap-cakap dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, harus perlahan-lahan, sehingga orang yang di dekatnya sajalah yang dapat mendengar. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput, bila berjalan agak cepat, dicaci orang, disebut kuda liar.” (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

“Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: keningratan pikiran dan keningratan budi. Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang, yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal soleh, orang yang bergelar Graaf atau Baron? Tidak dapat mengerti oleh pikiranku yang picik ini.” (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

Peduli apa aku dengan segala tata cara itu ... Segala peraturan, semua itu bikinan manusia, dan menyiksa diriku saja. Kau tidak dapat membayangkan bagaimana rumitnya etiket di dunia keningratan Jawa itu ... Tapi sekarang mulai dengan aku, antara kami (Kartini, Roekmini, dan Kardinah) tidak ada tata cara lagi. Perasaan kami sendiri yang akan menentukan sampai batas-batas mana cara liberal itu boleh dijalankan. (Surat Kartini kepada Stella, 18 Agustus 1899)

Orang kebanyakan meniru kebiasaan orang baik-baik; orang baik-baik itu meniru perbuatan orang yang lebih tinggi lagi, dan mereka itu meniru yang tertinggi pula ialah orang Eropa. (Surat Kartini kepada Stella, 25 Mei 1899)

Hari Kartini seyogyanya bukan hanya sebagai hari peringatan saja, akan tetapi dapat kita teruskan perjuangannya, jangan sampai para perempuan tertinggal oleh kemajuan jaman milenial

Perempuan milenial lebih berat perjuangannya karena musuh utamanya bukan penjajah tetapi musuh utamanya adalah diri sendiri agar bisa menjadi perempuan yang bisa membentengi diri dari pengaruh budaya global yang tidak sesuai dengan kepribadian seorang Kartini, kepribadian bangsa bahkan kepribadian perempuan beragama yang mengedepankan perilaku atau akhlak.

Ayo perempuan Kartini Indonesia,agar bisa menjadi inspirator Perempuan dalam Era Milenial. Semoga terwujud.

Etik Nurinto, S.Pd.SD
Guru Blogger Pemalang
http://etikguru.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Bahasa Jawa Kelas VI untuk belajar PAS 1

MATERI BAHASA JAWA KELAS VI UNTUK BELAJAR MENGHADAPI PAS 1 TAHUN AJARAN 2023/ 2024 oleh : ETIK NURINTO, S.Pd.SD. Wacan (Bacaan) no.1- 4 Jara...